Salah satu program dari Direktorat Logistik dan Aset adalah pembuatan lubang Biopori dengan target sebanyak 1.000 biopori untuk tahun 2019. Mengapa harus Biopori?
Lubang resapan biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah sebagai metode resapan air yang ditujukan untuk mengatasi genangan air dengan cara meningkatkan daya resap air pada tanah. Metode ini dicetuskan oleh Dr. Kamir Raziudin Brata,[1][2] salah satu peneliti dari Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Peningkatan daya resap air pada tanah dilakukan dengan membuat lubang pada tanah dan menimbunnya dengan sampah organik untuk menghasilkan kompos. Sampah organik yang ditimbunkan pada lubang ini kemudian dapat menghidupi fauna tanah, yang seterusnya mampu menciptakan pori-pori di dalam tanah. Teknologi sederhana ini kemudian disebut dengan nama biopori. (sumber : wikipedia)
Sebagai salah satu Universitas yang sering mendapatakan perhargaan atas prestasi di bidang akademik, harus di imbangi dengan prestasi non akademik dan yang berorientasi ke masa depan dan lingkungan sekitar, untuk itulah dari Direktorat Logistik dan Aset, mencoba untuk lebih peduli pada lingkungan sekitar dan bermanfaat untuk ke depannya dengan membuat 1.000 lubang biopori untuk konservasi air dengan tagline “Menabung air ketika penghujan, memanen air saat kemarau”
Leave a Reply