Pengelolaan sampah anorganik di lingkungan kampus Universitas Telkom mengacu kepada kerangka I-Want, di mana sampah kampus dikumpulkan, dipilah, dan diproses agar memiliki nilai tambah dan dapat di monetisasi. Sekitar 1 sampai 2 ton per hari sampah inorganic yang dihasilkan Kampus Universitas Telkom sebagian disalurkan ke pengepul sampah, bank sampah, recycle dan reuse.
Pewadahan sampah merupakan kegiatan menampung sampah sementara sebelum sampah dikumpulkan, dipindahkan, diangkut, diolah, dan dilakukan pemrosesan akhir sampah. Universitas Telkom menyediakan klasifikasi pewadahan sampah dan gerobak pilah sampah untuk memudahkan pengolahan sampah di Kawasan Kampus Universitas Telkom. Secara umum tempat sampah di Universitas Telkom dilakukan sebagai berikut:
- Tempat pewadahan sampah dibagi menjadi 4 (empat) bagian, diantaranya; sampah organik, sampah anorganik, sampah kertas, dan sampah botol plastik/ kaleng dengan penyediaan tempat sampah khusus. Pembagian tempat sampah ini telah disosialisasikan di seluruh kawasan kampus sebagai bentuk edukasi untuk seluruh civitas academica melalui stiker dan baliho yang dipasang di berbagai tempat.
- Gerobak pilah sampah diciptakan untuk menjaga konsistensi pemilahan sampah sejak dini, sampah yang diangkut dari pewadahan sampah tetap dalam keadaan terpilah.
Tempah sampah khusus botol dan gelas plastik di sediakan untuk mengurangi proses pemilahan di TPS Kampus Universitas Telkom.
Figure 2 menunjukan bagaimana proses pengelolaan dan pengolahan sampah anorganik di alur waste collection. Sampah yang dikumpulkan dari tempat sampah, diangkut oleh mobil sampah menuju TPS Kampus Universitas Telkom yang berada di area selatan kampus. Sampah kemudian dipilah menjadi 2 kategori utama. Yaitu sampah organik dan
Figure 3 menunjukan alur Shorting, sampah anorganik di pisahkan lagi ke dalam beberapa jenis. Pemisahan tersebut dilakukan untuk mempermudah aktivitas: recyle, reuse dan atau penyaluran ke pengepul sampah dan bank sampah. Sampah anorganik di pilah dalam beberapa jenis: 1. Aneka botol plastik, 2. Duplex dan kertas, 3. Plastik keras (ember dan botol besar), 4. Kantong Plastik, 5. Minuman kaleng.
Pada alur waste process, dilakukan beberapa aktivitas converted dan processed. Contoh waste process coverted – recycle (mengubah sampah menjadi produk baru). Sampah sterefoam termasuk sampah yang muncul dalam jumlah yang tidak banyak tetapi perlu penanganan yang baik, selain sampah sterefoam di kumpulkan di Gudang khusus untuk dijual kembali, sampah sterefoam juga diproses sebagian menjadi pot bunga.
Prosesnya, sampah kertas dipotong lalu dipanaskan hingga mencapai titik didih dan dicampurkan dengan larutan alkali dan didiamkan selama 4-6 jam. Untuk efisiensi, kertas bekas dimasukkan ke dalam box filter, kemudian disiram hingga serat-serat kertas abrasif (tidak licin). Pulp bersih ini kemudian digiling menggunakan mesin pengurai serat, selama 10-20 menit, sehingga terbentuk serat (fibrilasi). Bila perlu dapat dilakukan dua kali. Bahan yang telah digiling disaring untuk menentukan ukuran pulp. Alat yang digunakan adalah bak penampung, meja transfer lembaran kertas, dan alat sablon untuk ukuran A4, A3, A2 atau A1. Pada proses ini bubur kertas dicampur air dengan perbandingan 1:20 diaduk sampai merata. Bahan dicetak dalam cetakan sesuai ukuran desain. Ketebalan lembaran disesuaikan dengan penambahan serat (fiber pulp). Alat yang digunakan adalah alas pengering yang dilapisi kain penyerap, dan cetakan kain kasa. Kertas siap dipakai setelah dijemur di bawah sinar matahari atau pada suhu ruangan tertentu.
Setelah sampah anorganik di pilah, tentu akan ditemukan jenis sampah disposal, yaitu sampah yang benar-benar tidak memiliki nilai jual, namun masih bisa dimanfaatkan. Jenis sampah disposal adalah baju bekas, kertas yang sangat kotor sekali, plastik yang tidak bisa dijual, kayu patah, kemasan makanan yang tidak diterima di pengepul maupun bank sampah. Semua sampah disposal tersebut di bakar menggunakan mesin incinerator. Mesin pembakaran minim asap yang dapat mengubah sampah disposal menjadi abu.
Pemanfaatan Sterefoam dan Abu sisa pembakaran incinerator sebagai campuran dengan semen untuk memperbaiki prasarana trotoar kampus Universitas Telkom
Leave a Reply