Universitas Telkom telah mengambil langkah progresif dalam pengelolaan sampah dengan menerapkan mesin insinerator sebagai bagian dari inisiatif “ Kampus Hijau ”. Teknologi ini tidak hanya membantu mengurangi volume sampah tetapi juga berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan kampus.
1. Latar Belakang Masalah Sampah
Sampah merupakan masalah umum yang dihadapi oleh banyak lembaga pendidikan, termasuk Universitas Telkom. Dengan jumlah mahasiswa dan staf yang besar, pengelolaan sampah—terutama sampah rumah tangga dan sampah makanan dari kantin—menjadi tantangan yang signifikan. Penumpukan sampah di tempat pembuangan sementara sering terjadi karena ketidakseimbangan antara volume sampah dan jadwal pengangkutan.
2. Apa itu Mesin Insinerator?
Mesin insinerator merupakan alat yang digunakan untuk membakar sampah pada suhu tinggi, sehingga dapat mengurangi volume sampah dan meningkatkan keamanan sampah. Di Universitas Telkom, mesin insinerator yang digunakan merupakan buatan Bandung Techno Park (BTP) dan beroperasi menggunakan bahan bakar solar dan air. Proses pembakaran dilakukan dengan tiga tahap penyaringan untuk memastikan asap yang dikeluarkan aman bagi lingkungan.
3. Cara Kerja Insinerator
Mesin insinerator di Universitas Telkom memiliki kapasitas pembakaran berkisar antara 1 hingga 6 m³ per jam, tergantung pada jenis dan kadar air sampah yang diolah. Proses pembakaran terjadi pada suhu antara 600°C hingga 1100°C, yang cukup untuk mengurai bahan berbahaya menjadi karbon dioksida (CO2), air (H2O), dan gas-gas lain yang tidak berbahaya. Hasil dari proses ini adalah abu yang sangat sedikit, sekitar 5% dari total volume sampah yang dibakar.
4. Manfaat Menggunakan Insinerator
Penerapan mesin insinerator memberikan beberapa manfaat bagi Universitas Telkom:
- Pengurangan Volume Sampah : Dengan membakar sampah, volumenya dapat dikurangi secara signifikan, mengurangi tekanan pada tempat pembuangan sementara.
- Keselamatan Lingkungan : Pembakaran yang dilakukan dengan benar meminimalkan risiko pencemaran lingkungan dan menghasilkan emisi yang aman.
- Sumber Energi Alternatif : Proses pembakaran juga dapat menghasilkan energi panas yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan kampus lainnya.
- Pendidikan Lingkungan : Teknologi ini berfungsi sebagai alat pendidikan bagi siswa tentang pentingnya pengelolaan sampah dan keberlanjutan lingkungan.
5. Kesimpulan
Dengan menerapkan mesin insinerator, Universitas Telkom menunjukkan komitmennya untuk mengelola lingkungan dengan lebih baik. Teknologi ini tidak hanya mengatasi masalah sampah, tetapi juga mendukung visi kampus hijau yang berkelanjutan. Diharapkan inisiatif ini akan terus berkembang dan menjadi contoh bagi lembaga pendidikan lain yang menghadapi tantangan pengelolaan sampah. Melalui langkah inovatif seperti ini, Universitas Telkom berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan dan menumbuhkan kesadaran akan keberlanjutan di kalangan civitas akademikanya.utes to environmental preservation and fosters awareness of sustainability among its academic community.
Leave a Reply