BANDUNG, Telkom University – Tim mahasiswa dan dosen Program Studi D3 Teknologi Telekomunikasi Fakultas Ilmu Terapan dari Telkom University menciptakan sebuah inovasi yaitu Hidroponik Vertikultur. Tim yang beranggotakan Kristian Noprianto, Muhammad Fajar Nugroho Alam, Peter Andresen Tarigan Tua dan dibimbing oleh dosen Rohmat Tulloh, S.T., M.T., membuat hidroponik vertikultur yang disematkan teknologi IoT sehingga akan memudahkan penggunanya.
Kristian Noprianto sekalu ketua tim menjelaskan bahwa umumnya pipa hidroponik disusun secara horizontal, sedangkan pada hidroponik vertikultur posisinya diletakkan secara vertikal dan akan dibuat lubang tanam untuk meletakkan tanaman.
“Terdapat beberapa fitur yang kami sematkan, antara lain dapat melakukan pemberian air nutrisi atau AB Mix, dapat melakukan pengaturan pH, dapat mengisi air untuk hidroponik dan pengguna dapat melakukan pengurasan bak hidroponik saat keruh melalui dashboard. Semuanya secara otomatis,” jelas Kristian.
Pada inovasi ini juga pengguna dapat dengan mudah memantau kondisi hidroponik karena dashboard yang diciptakan dapat diakses melalui gadget. Pada dashboard tersebut akan tersaji data antara lain tingkat konsentrasi air nutrisi (AB Mix), level pH air, suhu air, tingkat kekeruhan air serta volume air pada bak hidroponik dan bak pH buffer.
Kristian dan tim melihat adanya peluang di masa pandemi COVID-19 ini untuk mengajak masyarakat dapat menjaga pasokan pangan secara mandiri melalui hidroponik, karena bercocok tanam membutuhkan lahan yang cukup besar maka melalui inovasi hidroponik vertikultur ini dapat digunakan untuk memanfaatkan lahan yang terbatas di rumah masing-masing.
“Alat yang kami buat ditujukan bagi pengguna rumah tangga. Dengan menggunakan hidroponik vertikultur, diharapkan pengguna dapat memanfaatkan lahan yang terbatas untuk lahan pertanian. Kami juga berharap teknologi IoT yang disematkan dapat membantu pengguna yang masih awam maupun ahli dalam melakukan budidaya menggunakan hidroponik.”
Cara kerja alatnya sendiri cukup mudah, pengguna hanya menyiapkan larutan pH buffer dan AB Mix, masing-masing dimasukkan ke tempat yang sudah disediakan lalu dihubungkan ke power supply sumber listrik. Untuk proses budidayanya tergantung benih yang ditanam, proses penyemaian tetap dilakukan di luar alat. Ketika sudah melewati masa penyemaian, tanaman sudah dapat dipindahkan ke hidroponik vertikultur. Saat ini alat yang dibuat masih terbatas pada budidaya bayam dan ke depannya dapat dilakukan pengembangan lebih lanjut agar pengguna dapat memilih tanaman yang ingin ditanam.
“Untuk ke depannya kami berharap agar risetnya dapat dilanjutkan, masih ada ruang untuk pengembangan seperti dapat memilih jenis tanaman dan dapat ditambahkan algoritma untuk dapat menentukan waktu optimal panen.”
Leave a Reply