Dalam upaya menciptakan lingkungan kampus yang lebih hijau dan berkelanjutan, Telkom University terus mengembangkan berbagai program berbasis Green Campus. Salah satu upaya yang dilakukan adalah penerapan sistem pemilahan tempat sampah sesuai kriteria dan penggunaan insinerator untuk mengelola sampah yang tidak dapat didaur ulang. Kedua pendekatan ini bertujuan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, meningkatkan kepedulian warga kampus, dan meminimalkan jejak karbon.
Pemisahan Tempat Sampah Sesuai Kriteria: Langkah Awal Pengelolaan Sampah
Pemilahan sampah berdasarkan jenisnya, seperti sampah organik, anorganik, kertas, dan bahan berbahaya (B3), menjadi salah satu pilar penting dalam pengelolaan sampah berkelanjutan di kampus. Di Telkom University, tong sampah yang dipilah sesuai kriteria memudahkan proses pengolahan sampah pada tahap selanjutnya. Pemahaman mengenai jenis-jenis sampah sangat penting agar proses pemilahan dapat dilakukan dengan benar.
- Sampah Organik
Sampah organik adalah sampah yang berasal dari sisa bahan alami, seperti sisa makanan, dedaunan, dan bahan organik lainnya. Contoh sampah organik termasuk kulit buah, sisa sayuran, dan daun kering. Jenis sampah ini dapat diolah menjadi kompos yang bermanfaat untuk menyuburkan tanah dan mendukung program penghijauan di kampus.
- Sampah Anorganik
Sampah anorganik meliputi bahan yang tidak mudah terurai secara alami, seperti plastik, logam, dan kaca. Contoh sampah anorganik adalah botol plastik, kaleng minuman, dan pecahan kaca. Pemisahan sampah anorganik memudahkan proses daur ulang, membantu mengurangi jumlah sampah yang dibuang ke tempat pembuangan akhir, dan mendukung ekonomi sirkular.
- Sampah Kertas
Sampah kertas berasal dari aktivitas perkuliahan, tugas, dan kegiatan administrasi. Kertas bekas ini dikumpulkan secara terpisah untuk didaur ulang, mengurangi jumlah penebangan pohon yang diperlukan untuk produksi kertas baru.
- Sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Sampah B3 adalah sampah yang mengandung bahan berbahaya, seperti baterai bekas, obat-obatan, dan bahan kimia. Jenis sampah ini harus dipisahkan dan dikelola dengan cara khusus agar tidak mencemari lingkungan. Pengelolaan yang tepat penting untuk melindungi tanah, air, dan udara dari zat beracun.
Penggunaan Mesin Insinerator dalam Pengelolaan Sampah
Setelah sampah dipilah, ada beberapa jenis sampah yang tidak dapat didaur ulang dan memerlukan pengolahan lebih lanjut. Di sinilah peran mesin insinerator sangat penting. Insinerator berfungsi untuk membakar sampah dengan suhu tinggi, mengurangi volume sampah secara signifikan. Biasanya, sampah yang dibakar dalam insinerator adalah sampah plastik dan jenis sampah anorganik lainnya yang sulit didaur ulang.
Manfaat Penggunaan Insinerator:
- Pengurangan Volume Sampah: Pembakaran dalam insinerator mengubah sampah menjadi abu dengan volume yang jauh lebih kecil, membantu mengurangi jumlah sampah yang harus dibuang di tempat pembuangan akhir.
- Pengolahan Sampah Berbahaya: Mesin insinerator dapat membakar sampah berbahaya, seperti sampah medis atau bahan kimia berbahaya, sehingga zat berbahaya dapat dimusnahkan dengan aman.
- Efisiensi Pengelolaan Sampah: Penggunaan insinerator memungkinkan pengelolaan sampah yang lebih efisien dan aman, terutama untuk jenis sampah yang tidak dapat didaur ulang.
Manfaat Terpadu dari Pemilahan Sampah dan Penggunaan Insinerator
Kombinasi antara pemilahan sampah dan penggunaan insinerator memberikan banyak manfaat bagi lingkungan kampus dan sekitarnya:
- Lingkungan yang Lebih Bersih: Pemilahan sampah yang benar memungkinkan proses daur ulang lebih efisien, mengurangi jumlah sampah yang harus dibakar atau dibuang. Hal ini berkontribusi pada lingkungan yang lebih bersih di kampus.
- Pengurangan Emisi Karbon: Dengan mengurangi pembakaran sampah anorganik yang bisa didaur ulang, emisi karbon dari proses insinerasi dapat diminimalkan. Penggunaan insinerator terbatas hanya pada sampah yang tidak bisa diolah lebih lanjut, menjaga agar jejak karbon kampus tetap rendah.
- Kesadaran Lingkungan: Inisiatif ini meningkatkan kesadaran sivitas akademika tentang pentingnya pengelolaan sampah yang bertanggung jawab. Bank sampah juga diperkenalkan di kampus untuk mendorong warga kampus mengumpulkan sampah anorganik yang dapat didaur ulang, memberikan dampak positif bagi lingkungan dan ekonomi.
- Efisiensi Tempat Pembuangan Akhir: Dengan volume sampah yang berkurang, tempat pembuangan akhir tidak akan cepat penuh, memberikan waktu lebih bagi sistem pengelolaan sampah untuk beroperasi dengan lebih baik.
Telkom University Menuju Kampus Berkelanjutan
Dengan penerapan sistem pemilahan sampah dan penggunaan insinerator, Telkom University menunjukkan komitmennya dalam menciptakan kampus yang lebih hijau dan berkelanjutan. Inisiatif ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi lingkungan kampus, tetapi juga menjadi model yang dapat diikuti oleh institusi lain dalam mengelola sampah secara lebih bertanggung jawab.
Telkom University terus berupaya untuk mengembangkan praktik ramah lingkungan yang mendukung kelestarian alam, menciptakan lingkungan belajar yang sehat, dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Contoh sampah organik dan anorganik yang dikelola dengan baik akan memberikan manfaat jangka panjang bagi kampus dan generasi mendatang.
Leave a Reply