Pengolahan Sampah ke arah yang lebih baik

Sampah merupakan permasalahan umum yang menjadi perhatian khusus di kota-kota besar, karena jika tidak segera diatasi maka sampah akan membusuk dan menyebarkan bau tidak sedap terutama sampah rumah tangga dan pasar. Sisa sampah plastic dan logam merupakan sampah yang sulit terurai oleh lingkungan sehingga untuk memudahkan penguraian oleh lingkungan perlu penanganan khusus, dengan menggandeng Bandung Techno Park Universitas Telkom (BTP) sebagai salah satu unit yang menghasilkan inovasi-inovasi yang bermanfaat, BTP telah menghasilkan karya inovasi yang berbasis lingkungan dan energi yaitu mesin pengolahan sampah incinerator solair yang berbahan bakar solar dan air.

Saat ini Universitas Telkom menggunakan 1 (satu) unit Incinerator produksi dari BTP sebagai pengolah sampah yang di hasilkan dari lingkungan di sekitar kawasan kampus

Incinerator BTP merupakan incinerator yang menggunakan air yang dicampur dengan solar sebagai bahan bakar. Dengan menggunakan air yang dipecah menjadi hidrogen sebagai bahan bakar tambahan menjadikan panas pada proses pembakaran menjadi tinggi.

Incinerator BTP menggunakan tiga kali proses treatment untuk menetralisir racun dan asap sisa pembakaran sehingga hasil pembakaran sampah hanya berupa udara panas yang sudah tidak berbahaya bagi lingkungan

 

Adapun keunggulan dari Incinerator BTP adalah :

  1. Berbahan Bakar Air – Incinerator BTP menggunakan burner dengan bahan baku Solar dan Air (1 : 3) yang telah dipatenkan
  2. Pembakaran yang sempurna – dengan suhu ruang bakar 800 s.d 1.200 ‘C dapat memusnahkan hampir seluruh jenis sampah basah dan kering
  3. Ramah lingkungan – Incinerator ini telah lulus uji emisi Sucofindo, yang tidak menghasilkan asap dan zat berbahaya lainnya
  4. System Continuous – Pemasukan sampah dan pembakaran dapat dilakukan secara terus menerus bukan menggunakan sistem buka tutup pintu ruang bakar
  5. Buatan Dalam Negeri – sebagai salah satu inovasi anak bangsa.

sumber : btp.or.id

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published.